Sabtu, 06 Juni 2009

Maju Export Furniture Indonesia

. Sabtu, 06 Juni 2009
0 komentar


Furniture merupakan kekayaan budaya Indonesia. Indonesia memiliki banyak sumber untuk furniture, baik itu dari bahan bakunya maupun dari segi designya. Hal itu karena Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam dan sumber daya manusia (salah satunya adalah kebudayaan). Furniture adalah salah satu sumber devisa bagi negara. Sektor ini adalah salah satu dari 10 komoditas unggulan ekspor Tanah Air. Tahun 2005, ekspor mebel dan kerajinan Indonesia telah mencapai sebesar US$ 1,8 miliar. Di tahun 2006 meningkat menjadi US$ 2,2 miliar. Bahkan, pada tahun 2010 pemerintah menargetkan ekspor mebel nasional bisa menembus US$ 5 miliar. (http://www.bexi.co.id/images/_res/Opini_Potensi%20Devisa%20Dari%20Mebel.pdf). Untuk mencapai hal tersebut perlu diperhatikan hal-hal berikut :

Bahan baku

Salah satu kendala bagi industri furniture adalah harus tercukupinya ketersediaan bahan baku yang memadai. Kesulitan penyediaan bahan baku industri kayu menyebabkan penurunan daya saing menurun. Harus diakui bahwa untuk menciptakan industri furniture yang mapan dan membuat produk dengan berbagai kreatifitas harus didukung oleh ketersediaan bahan baku yang memadai.

Permintaan pasar yang semakin bertambah harus diimbangi dengan pemenuhan bahan baku jika ingin semua berjalan lancar. Tidak tercukupinya bahan baku kayu dapat menyebabkan suatu industri furniture mengalami penurunan produksi. Hal itu dapat menyebabkan ruang lingkup usaha furniture menyempit dan mungkin dapat kehilangan pelanggan. Padahal untuk industri, hal tersebut sangat penting untuk kelangsungan industri tersebut.

Banyak ide untuk mengatsi masalah tersebut. Salah satunya adalah diversifikasi bahan baku. Bahan baku tidak harus menggunakan karu murni. Tetapi dapat juga menggunakan bubur kayu atau yang lain. Tetapi, yang perlu diperhatikan adalah jangan sampai mengurangi nilai dari furniture itu sendiri. Salah satu yang tidak boleh berkurang kualitasnya walaupun tidak menggunakan bahan kayu murni adalah designnya. Design adalah hal penting yang harus diperhatikan dalam industri furniture. Design yang berkualitas akan menarik bagi para pembeli. Jadi sah-sah saja menggunakan bahan lain selain kayu asalkan kualitas furniture tetap terjaga.


Design

Design Klasik/Tradisional

Indonesia adalah Negara dengan banyak kebudayaan. Masing-masing memiliki ciri yang khas. Salah satunya adalah di bidang furniture.

Furniture dengan model tradisional memiliki penggemar khusus yang setia. Berbeda dengan design furniture yang mengikuti model, furniture dengan design tradisional atau antik dipilih karena keunikan atau nilai sejarahnya. Furniture yang mengikuti model akan terus mengalami perubahan designya bgitu juga dengan peminatnya. Berbeda dengan itu, furniture yang bernuansa kebudayaan akan tetap eksist walaupun zaman telah berubah. Banyaknya kebudayaan di Indonesia, dapat menjadi sumber design furniture yang melimpah. Inilah yang seharusnya menjadi andalan atau ciri khas furniture Indonesia. Ciri khas ini juga dapat digunakan untuk memperkenalkan Indonesia di mata asing.

Banyak orang bahkan orang asing memilih furniture Indonesia. Mereka memilih karena keunikan yang dikandungnya. Furniture khas Indonesia seperti Jogja, Jepara, dan Bali memang terkenal dengan keunikan dan kerumitannya, dan itulah yang disukai banyak orang. Sebenarnya masih banyak kebudayaan daerah di Indonesia yang masih bisa digali kekhasannya yang dapat digunakan sebagai inspirasi bagi design furniture di Indonesia. Inilah point yang dapat dijadikan unggulan, point yang dapat digunakan untuk membuat perbedaan dengan furniture-furniture dari Negara lain, point yang dapat memberikan nilai lebih bagi furniture Indonesia.

Design Modern

Design furniture modern banyak berkembang di masa sekarang. Banyak aliran dari masing-masing design tersebut. Ada yang menganut minimalis, futuristic, atau yang lain. Yang penting jika ingin masuk ke jenis design modern ini, harus sering-sering melihat referensi tentang design furniture yang sedang booming yang mendapat predikat most wanted. Banyak media yang dapat digunakan untuk melakukannya seperti televis, majalah, internet, atau pergi ke pameran-pemeran furniture. Hal itu akan menambah wawasan tentang design yang sedang laku saat ini.







Sertifikat Pro Lingkungan

Pelestarian hutan di tengah maraknya penebangan hutan akibat kebutuhan pasar dunia yang meningkat memang membutuhkan metode yang tepat. Salah satu contohnya adalah kebutuhan kayu untuk industri furniture. Untuk mengatasi hal tersebut, negara-negara di Eropa dan Amerika mengharuskan adanya sertifikat untuk bahan baku kayu untuk barang-barang yang masuk ke negara mereka. Di Indonesia sendiri sekarang sudah ada Lembaga Ekolabel Indonesia (LEI). Lembaga ini yang memegang peranan penting dalam mengimplementasikan program kelestarian hutan dengan kebutuhan pasar yang ada. Dengan adanya sertifikat dari LEI, kelestarian hutan akan lebih terjaga karena telah melewati berbagai tahapan sehingga dinyatakan lolos. Selain itu, ada juga ijin dari pemerintah berupa HPH. Dengan surat ijin ini, tentunya akan mengurangi jumlah kerusakan hutan terutama karena illegal logging. Sebagai imbalannya, importir asing akan meningkatkan harga beli furniture kayu Indonesia hingga 30% jika produk tersebut telah memiliki sertifikat tersebut.


Peran Pemerintah

Untuk meningkatkan kualitas ekspor barang asal kayu, pemerintah memang harus kreatif. Harus meningkatkan kualitas kayu sebagai komoditi ekspor. Untuk itu perlu adanya suatu cara yang lebih baik yaitu mengekspor kayu dalam bentuk barang jadi bukan sebagai bahan baku. Hal itu perlu dilakukan karena akan sangat meningkatkan pendapatan hasil ekspor itu sendiri. Antara bahan baku dengan barang yang sudah jadi, nilainya akan sangat berbeda.

Salah satu cara meningkatkan kualitas tersebut adalah mengekspor dalam bentuk furniture. Mungkin tidak terlalu sulit membuat bahan baku tersebut menjadi furniture yang berkualitas tinggi mengingat banyak sekali orang Indonesia yang kreatif dan berjiwa seni. Terbukti di pameran furnitur terbesar dan bergengsi di Eropa, Salon du Meuble, yang diadakan di Perancis, stan Indonesia memperoleh penghargaan sebagai The Best Performance Design. Penghargaan itu tentu saja dapat diraih karena kerja keras dan kreatifitas putra-putra Indonesia.

Selain itu, dengan mengekspor barang jadi, dapat digunakan sebagai ajang untuk memperkenalkan dan mempopulerkan produk dan desain Indonesia. Hal itu dapat digunakan sebagai modal untuk bersaing di dunia internasional.

Di pasar Internasional sekarang ini, menurut Chilman, nilai kebutuhan produk furniture mencapai sekitar 80 miliar dolar. Dari nilai kebutuhkan tersebut, industri furniture Indonesia hanya mampu merebut sebesar 2 miliar dolar dan sekitar 78 miliar dolar dikuasai oleh industri furniture China. Hal itu disebabkan daya saing produk industri furniture dari Indonesia masih sangat kecil dalam memperebutkan nilai kebutuhan produk furniture di pasar Internasional (http://www.surya.co.id/2009/04/16/butuh-jaminan-bahan-baku-furniture-lakukan-diversifikasi-produk.html).

Melihat perbandingan yang begitu jauh, kita perlu mengadakan evaluasi. Apa yang menyebabkan hal tersebut?

Tampaknya industri furniture Indonesia butuh sentuhan untuk dapat bersaing di dunia internasional.

Memang, diakui Chilman, dominasi industri furniture China cukup besar di pasar Internasional disebabkan oleh tingginya kreatifitas dan diversifikasi produk. Disamping itu, Pemerintah China sangat mendukung kebutuhan industri furniturenya melalui kebijakan yang cukup longgar sehingga mempermudah industri melakukan diversifikasi usaha (http://www.surya.co.id/2009/04/16/butuh-jaminan-bahan-baku-furniture-lakukan-diversifikasi-produk.html).

Marketing

Pameran

Tak kenal, maka tak sayang. Begitulah kata pepatah. Pepatah tersebut tentunya juga dapat digunakan dalam hal produk furniture Indonesia. Bagaimana jadinya jika furniture Indonesia yang berkualitas tinggi tidak dikenal oleh orang lain ataupun Negara lain? Oleh karena itu, perlu adanya pengenalan tentang furniture Indonesia. Salah satunya dengan pameran, baik Indonesia ikut pameran di luar negeri maupun indonesia yang mengadakan pameran. Pameran tersebut dapat digunakan untuk mengenalkan produk furniture indonesia. Pameran tersebut juga dapat digunakan untuk menjajaki seberapa besar antusias atau pandangan orang terhadap furniture indonesia. Sebagai contoh saat indonesia ikut pameran furniture terbesar dan bergengsi di Eropa, Salon du Meuble, yang diadakan di Perancis. Dari situ dapat diketahui bagaiman pendapat orang tentang furniture indonesia. Hasilnya pun memuaskan. Terbukti stan Indonesia memperoleh penghargaan sebagai The Best Performance Design. Adanya pameran juga berfung sebagai pengenalan perusahaan industri dalam negeri ke negara-negara asing.

Perluasan Pasar Ekspor

Sudah dikenalnya kualitas furniture Indonesia di dunia internasional memungkinkan untuk mencari pasar baru. Mungkin saat ini kebanyakan ekspor furniture ditujukan ke Amerika dan Eropa. Untuk mengembangkan pasar (mungkin sudah dikembangkan) industri furniture perlu melirik negara-negara di kawasan lain. Dengan mengemukakan kelebihan-kelebihan yang dimiliki seperti kualitas design, kualitas kayu hutan tropis, kualitas mutu, dan lain-lainnya mungkin dapat menark pasar baru bagi furniture indonesia. Selain itu, perluasan pasar ekspor memungkinkan negara lain lebih mengenal kualitas produk indonesia. Berkembangnya pasar ekspor tentu saja dapat meningkatkan permintaan ekspor bagi pelaku indiustri furniture Indonesia.

E-marketing

Tersedianya layanan internet membuat banyak kemudahan bagi para pelaku industri furniture dalam negeri. Mereka dapat melihat berbagai produk furniture asing kemudian membandingkannya dengan produksinya sendiri. Yang penting adalah adanya internet dapat digunakan sebagai ajang untuk promosi, penawaran, dan penjualan produk. Dengan adanya internet, menjual produk ke berbagai penjuru dunia menjadi sangat mungkin.Untuk itu, perlu adanya portal furniture Indonesia yang didukung oleh berbagai pihak untuk kemajuan furniture Indonesia.

Brand

Industri furniture Indonesia perlu memiliki nama atau brand untuk bersaing dengan negara lain. Brand diperlukan untuk melindungi identitas furniture karya Indonesia. Dengan begitu produk furniture Indonesia akan aman dalam bersaing dengan furniture negara lain.





Klik disini untuk melanjutkan »»
 
{nama-blog-anda} is proudly powered by Blogger.com | Template by Agus Ramadhani | o-om.com