Selasa, 05 Januari 2010

Pertamina: Trendsetter Sumber Energi Terbarukan Ramah Lingkungan (antara wacana, harapan, dan tantangan)

. Selasa, 05 Januari 2010
1 komentar

Krisis lingkungan hidup yang menerpa dunia saat ini sedang gencar-gencarnya disuarakan. Mulai dari tingkat bawah sampai tingkat dunia seperti KTT Iklim. Ditambah lagi isu-isu berkurangnya cadangan minyak dunia. Ini memang isu yang memang membuat perbincangan banyak pihak.

Pertamina sebagai salah satu perusahaan energi di dunia, seharusnya tidak hanya menjadikan isu ini sebagai wacana saja. Pertamina harus segera mengambil tindakan cepat untuk menjawab isu ini.

Ada celah untuk Pertamina menguasai pasar dan menjadi trendsetter dengan adanya isu ini. Ketika perusahaan energi lain sibuk berburu lokasi sumber energi baru seperti ladang minyak, Pertamina jangan sampai terlalu cepat mengikuti mereka. Pertamina harus bisa membuat energi baru yang berbeda dari perusahaan lain. Ketika perusahaan lain berebut untuk mendapatkan sumber energi baru yang notabene tidak terbarukan, Pertamina harus mampu membuat produk sumber energi baru yang terbarukan dan ramah lingkungan di samping tetap memproduksi beberapa produk konvensional sampai sumber energi baru tersebut diakui oleh masyarakat baik dalam negeri maupun internasional.

Indonesia dengan segala kekayaan alamnya pasti sanggup untuk menopang Pertamina menjadi perusahaan energi terbarukan yang ramah lingkungan. Lihat saja Brazil yang berhasil mengembangkan bioethanol untuk menggantikan bensin dengan memanfaatkan sari tebu. Beberapa tanaman yang mengandung gula dan pati seperti tebu, singkong, sagu, dan sorgum bisa digunakan sebagai bahan pembuatan ethanol. Sumbe energi alternatif ini patut dicoba dan dikembangkan mengingat bahan-bahan tersebut dapat dengan mudah tumbuh subur di Indonesia. Selain itu, di Indonesia dapat dengan mudah tumbuh subur kelapa sawit yang dapat diolah menjadi biosolar atau biodiesel sebagai pengganti solar konvensional. Mungkin sekarang masih banyak kekurangan, entah pada kualitas produk atau pada beberapa hal lain, tetapi Indonesia memiliki banyak sekali putra-putri cerdas dan kreatif yang siap mengubah segala kekurangan menjadi kelebihan.

Dengan slogannya “Kerja Keras adalah Energi Kita”, didukung oleh sumber daya alam (SDA) Indonesia yang kaya dan sumber daya manusia (SDM) anak bangsa yang tinggi, Pertamina pasti bisa menjadi trendsetter perusahaan energi terbarukan yang ramah lingkungan.

Klik disini untuk melanjutkan »»

Pertamina vs Krisis Energi

.
0 komentar

Menteri Negara Lingkungan Hidup Rachmat Witoelar menyatakan, cadangan minyak bumi Indonesia saat ini semakin menipis dan terisa bagi pemanfaatan selama 23 tahun.
“Cadang batu bara di Indonesia tersisa untuk 146 tahun, cadangan gas untuk 62 tahun dan cadangan minyak bumi untuk 23 tahun,” kata Rachmat pada Seminar dan Sarasehan Nasional bertema “Mencari Solusi untuk Bangsa” di Aula Barat Institut Teknologi Bandung (ITB), Rabu [04/03] .

Meningkat jumlah penduduk terutama di dalam negeri berbanding lurus dengan konsumsi energi, termasuk minyak bumi dan hasil olahannya, baik oleh masyarakat maupun sektor industri. Pertamina sebagai salah satu penyedia energi dalam negeri sangat diharapkan dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Indonesia yang pada awalnya tergabung dalam negara pengekspor minyak, OPEC, sekarang menjadi negara pengimpor minyak. Beberapa waktu yang lalu, Pertamina ikut dalam lelang sumur minyak di Irak walaupun akhirnya Pertamina kalah tender dari perusahaan-perusahaan minyak lain. Apakah ini menunjukkan bahwa minyak bumi di tanah air ini memang akan segera habis?
Ini adalah keadaan yang harus disikapi dengan cepat dan tepat, mengingat krisis ini adalah krisis yang mendasar bagi kelangsungan berbagai aktivitas. Pertamina sebagai salah satu perusahaan penghasil energi Indonesia sangat diharapkan dapat menjawab tantangan ini.

Ketika sumber daya tak terbaharukan mulai berkurang, sumber daya terbaharukan adalah alternatif yang patut dipertimbangkan. Bahan Bakar Nabati (Biofuel) adalah sumber energi alternatif yang sekarang banyak diperbincangkan, mengingat Indonesia adalah negara yang mempunyai sumber daya alam yang dapat dikembangkan sebagai sumber energi alternatif. Tidak bisa dilupakan juga bahwa Indonesia memiliki putra-putri ber-SDM tinggi yang apabila dikombinasikan dengan SDA Indonesia yang kaya, akan memunculkan sumber energi baru sebagai pengganti.

Dengan memegang erat-erat dan menjalankan dengan sungguh-sungguh slogannya, “Kerja Keras adalah Energi Kita”, Pertamina pasti mampu menghadapi krisi ini, menciptakan sumber energi baru sebagai jawaban atas tantangan yang ada.

Klik disini untuk melanjutkan »»

Pertamina vs Perusahaan Minyak Asing

.
0 komentar

Di era pasar bebas sekarang ini, masuknya perusahaan minyak asing ke Indonesia merupakan hal yang tidak asing. Buktinya, sekarang, Shell dan Petronas sudah masuk ke Indonesia dan siap bersaing dengan Pertamina. Masuknya perusahaan minyak asing pasti mempunyai konsekuensi logis yang tak terhindarkan, “persaingan”, dan kenyataan itu harus dihadapi. Masuknya mereka ke Indonesia pasti tidak sembarang berani masuk, tetapi pasti sudah membawa strategi-strategi dan kelebihan-kelebihan mereka untuk bersaing dengan perusahaan minyak dalam negeri, Pertamina.


Untuk itu banyak hal yang harus dipersiapkan Pertamina untuk menghadapi persaingan ini. Dari kacamata blogger (sebagai seorang rakyat biasa) beberapa yang harus dipersiapkan untuk menghadapi persaingan adalah sbb:


Pelayanan

Di sektor retail seperti SPBU, kualitas pelayanan tidak bisa dipandang sebelah mata apalagi menjelang pasar bebas dunia yang semakin dekat. Konsumen pasti akan memilih kualitas pelayanan yang lebih memuaskan, apalagi akan ada banyak pilihan selain SPBU milik Pertamina. Untuk itu, harus ada langkah segera untuk mewujdkan pelayanan yang memuaskan. Salah satu upaya untuk meningkatkan daya saing SPBU Pertamina adalah dengan memperbaiki standar fasilitas dan pelayanan yang tersedia di SPBU Pertamina, sesuai dengan konsep Pertamina Way, yang meliputi : (1) Staf yang terlatih dan bermotivasi : meliputi penampilan, pelayanan pelanggan, dan penanganan keluhan; (2) Jaminan kualitas dan kuantitas : jaminan ketepatan takaran dan mutu BBM yang dijual; (3) Pengetahuan produk : penawaran produk dan pelayanan tambahan yang selaras de-ngan strategi Pertamina; (4) Format fisik yang konsisten : tampilan visual yang sesuai dengan standar dan strategi Pertamina; (5) Peralatan yang terawat baik : perawatan, preventive mainte-nance, breakdown maintenance.

Agar paling tidak pelayanan SPBU bisa sejajar dengan SPBU asing seperti milik Shell dan Petronas, penerapkan 3S-PAS dalam pelayanan pelanggan harus digalakkan. 3S merupakan standar penampilan operator dalam menghadapi pelanggan, yaitu Senyum-Salam-Sapa. Sedangkan PAS adalah jaminan pelayanan operator saat melayani pelanggan, yaitu Pas Takaran, Pas Kembalian, dan Pas Layanan. Pas Takaran adalah ketepatan takaran dispenser saat mengisi BBM ke tangki kendaraan pelanggan, Pas Kembalian adalah ke-tepatan pemberian uang kembalian hingga pecahan Rp 100, dan Pas Layanan adalah jaminan bahwa pelanggan akan memperoleh pelayanan secara cepat dan tepat sesuai prosedur.

Untuk SPBU-SPBU yang dianggap kurang Customers Welcome, harus segera dibenahi. Sertifikat Pasti Pas!, sebagai jaminan kuantitas, kualitas dan layanan yang diberikan oleh SPBU Pertamina kepada pelanggan, sangat meningkatkan kepercayaan konsumen kepada SPBU tersebut (termasuk saya sebagai konsumen). Untuk tetap menjaga citra SPBU-SPBU tersebut harus segera dibenahi agar pelanggan tidak terlanjur tertarik dengan SPBU yang bukan milik Pertamina.


Iklan

Untuk bahan bakar, sepertinya Pertamina tidak perlu khawatir karena perbedaan yang sangat jauh jumlah pos-pos pengisisan bahan bakar seperti SPBU milik Pertamina dibanding milik perusahaan asing. Ditambah lagi, masih sangat eratnya image konsumen antara bahan bakar dengan Pertamina. Orang ingat bahan bakar pasti ingat Pertamina. Tetapi, untuk produk-produk selain bahan bakar seperti pelumas, Pertamina masih perlu kreatif dan inovasi. Persaingan dalam dunia iklan tampaknya mempengaruhi pandangan konsumen untuk menggunakan produk tersebut. Iklan menarik, menggunakan figur-figur ngetop, kata-kata yang memukau, akan menyita perhatian konsumen. Sebut saja Shell, perusahaan tesebut memilih Casey Stoner untuk meyakinkan konsumen untuk menggunakan produk pelumasnya. Image yang timbul pasti juga akan sangat baik mengingat Stoner adalah pembalap kelas dunia dan pernah menjadi juara dunia. Begitu juga Castrol yang menjadikan Cristiano Ronaldo sebagai bintang iklannya. Siapa sih yang nggak kenal!. Tidak diragukan lagi bahwa sebenarnya Pertamina mempunyai produk-produk yang tidak kalah kualitas dengan mereka, bahkan mungkin lebih baik. Tinggal bagaimana Pertamina dapat memperkenalkan dan meyakinkan konsumen untuk menggunakan produk tersebut. Tetap kreatif dan berinovasilah Pertamina!!!



Kolaborasi

Berkolaborasi merupakan salah satu strategi yang harus dikembangkan seperti penggunaan produk Pertamina oleh ATPM mobil (Agen Tunggal Pemegang Merek). Seperti ketika Pertamina Fastron Fully Sinthetic SAE 0W-50 API SM menjadi salah satu pelumas resmi atau yang direkomendasikan ATPM mobil mobil berkelas WRC (World Rally Championship) apalagi apalagi pelumas Fastron pernah menjadi juara pada balapan Formula 3 Asia tahun 2005. Hal tersebut akan menggenjot nama Pertamina di mata para pesaing dan konsumen dengan produk-produknya ang kompetitif.


Prestasi

Semakin banyak prestasi, semakin tinggi kepercayaan konsumen. Prestasi yang diraih Prima XP sebagai merek terbaik di Indonesia dalam hal kepuasan pelanggan dengan meraih penghargaan Indonesian Customer Satisfactions Award (ICSA) 2009 untuk kategori Minyak Pelumas Mobil akan banyak mengangkat nama Pertamina di mata konsumen terlebih di era perdagangan beba karena kepuasan pelanggan menjadi kekuatan dalam membangun image di mata konsumen.


Kualitas

Era yang semakin maju membuat orang semakin cerdas memilih, termasuk produk-produk minyak bumi dan hasil olahannya seperti bahan bakar, pelumas, dll. Pertamina sebagai pelaku di pasar harus mampu membuat produk yang kompetitif.


Melalui slogannya “Kerja Keras adalah Energi Kita”, Pertamina harus mampu membenahi segala kekurangan dan meningkatkan kualitasnya sehingga Pertamina bisa menjadi perusahaan kebanggan Indonesia dan mampu meraih harapannya menjadi National Oil and Gas Company (NOC) kelas dunia sesuai yang dicita-citakan.

Klik disini untuk melanjutkan »»
 
{nama-blog-anda} is proudly powered by Blogger.com | Template by Agus Ramadhani | o-om.com