Setia
Lalu kapan
Terima kasih.......
Setia
Lalu kapan
Terima kasih.......
Bangsa Indonesia sudah terkenal sampai penjuru dunia sebagai bangsa yang ramah dan toleran. Bangsa yang penuh dengan sopan santun, rukun, dan selalu tersenyum. Benarkah demikian? Jawabannya adalah “Benar”. Masalahnya kapan pernyataan seperti itu dikeluarkan?
Potret keadaan Indonesia sekarang yang carut-marut disertai berbagai tindakan anarkis, tampaknya menghapus citra Indonesia sebagai bangsa yang ramah dan toleran. Maukah seperti itu? Setujukah seperti itu?
Lihatlah beberapa gambar ini.
Tampaknya manusia Indonesia sekarang sudah melupakan warisan leluhur kita, sopan, ramah, toleran, rukun, dan banyak lagi sifat-sifat mulia lainnya. Dan hal-hal seperti itulah yang menyebabkan citra Indonesia di mata dunia semakin hilang.
Sebagai manusia Indonesia sekaligus penerus leluhur kita, kita harus menjaga dan melestarikan warisan-warisan yang telah diturunkan kepada kita. Buang perbuatan sia-sia, simpan pikiran dan tenaga untuk membawa citra Indonesia kembali bersinar di mata dunia.
Apa yang bisa kamu lakukan untuk negerimu? Sebuah pertanyaan yang menantang dan memotivasi (1) atau hanya sekedar pertanyaan yang tidak bernilai, hanya pertanyaan yang tidak penting (2)?
Jika kita setuju dengan pernyataan 1, berarti kita sudah sadar atau paling tidak sudah memiliki tujuan yang akan membawa kita melakukan hal-hal positif untuk negeri kita.
Masalahnya adalah jika kita menganggap pertanyaan itu sama dengan pernyataan 2, ini yang perlu dikhawatirkan. Berarti kita belum sadar dan belum peduli dengan negeri
Jika kita tidak memberikan apapun untuk negeri ini, berarti kita hanya numpang hidup. Lebih parah lagi tidak ada sedikitpun niat untuk melakukan itu. Yang paling parah, kita menggunakan semau kita sampai merusaknya. Memangnya milik siapa negeri ini? Milik kita? Atau generasi kita saja?
Setelah apa yang terjadi pada negeri ini, pasti semua menginginkan keadaan yang lebih baik. Keadaan yang membuat Ibu Pertiwi tersenyum senang.
Pernah mendengar lirik lagu berikut :
kulihat ibu pertiwi
kami datang berbakti
lihatlah putra-putrimu
menggembirakan ibu
ibu kami tetap cinta
putramu yang setia
menjaga harta pusaka
untuk nusa dan bangsa
Itulah bait ke-3 dan ke-4 lagu Ibu Pertiwi. Sebagai seorang anak bangsa, seharusnya kita tergugah setelah merenungi lirik di atas. Lebih bersemangat untuk membangun bangsa dan Negara kita,
Teruslah berbuat dan berprestasi untuk membuat Ibu Pertiwi tersenyum !!!
Tamat/Selesai/The End
Kulihat ibu pertiwi
Sedang bersusah hati
Air matamu berlinang
Mas intanmu terkenang
Hutan gunung sawah lautan
Simpanan kekayaan
Kini ibu sedang susah
Merintih dan berdoa
(Ibu Pertiwi)
Mungkin lirik di atas tepat menggambarkan keadaan saat ini, suatu keadaan yang membuat Ibu Pertiwi susah dan berlinang air matanya. Kondisi politik Indonesia yang carut-marut, berbagai tindakan anarkis, kemiskinan, kerusakan alam, dll.
Tampaknya makna dari lagu “Kolam Susu” oleh Koes Plus sudah mulai menghilang. Lirik lagu Ibu Pertiwi di atas tampaknya menggantikan lagu Kolam Susu. Ditambah lagi lirik :
Mengapa tanahku rawan kini
Bukit-bukitpun telanjang berdiri
Pohon dan rumput-rumput
Enggan bersemi kembali
Dan burung-burung malu bernyanyi
(Boomerang – Berita Cuaca)
Bukan lautan hanya kolam susu
kail dan jala cukup menghidupimu
Tiada badai tiada topan kautemui
Ikan dan udang menghampirimu
Orang bilang tanah kita tanah surga
Tongkat kayu dan batu jadi tanaman
(Koes Plus – Kolam Susu)
Lestari alamku lestari desaku
Dimana Tuhanku menitipkan aku
Nyanyi bocah-bocah di kala purnama
Nyanyikan pujaan untuk nusa
Damai saudaraku suburlah bumiku
Kuingat ibuku dongengkan cerita
Kisah tentang jaya nusantara lama
Tentram kerta raharja di
(Boomerang – Berita Cuaca)
Semua pasti sudah pernah mendengar lirik lagu di atas. Lirik tersebut menggambarkan kepada kita tentang kaya dan indahnya negeri kita,
Negara
bersambung...